Tampilkan postingan dengan label mtb. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label mtb. Tampilkan semua postingan

Klasifikasi Sepeda Gunung

Add Comment
Sepeda gunung mempunyai klasifikasi-klasifikasi tertentu. Berikut ini adalah klasifikasi berdasarkan fungsi dan kegunaannya.


Cross Country

Bobotnya paling ringan diantara jenis sepeda gunung lainnya, sekitas 8-12 kilogram. Sepeda gunung jenis ini di desain untuk mendapatkan efisiensi yang optimal pada saat mengayuh dan menanjak, karenanya banyak juga digunakan untuk keperluan XC-race.

Didominasi oleh jenis hardtail (hanya suspensi depan), meskipun jenis full suspension sudah mulai banyak mengisi pasar. Teknologi sepeda gunung banyak berperan dalam pembuatan komponen-komponennya, dari mulai pembuatan frame yang berbobot ringan, geometri sepeda yang makin presisi sampai part sepeda gunung yang kuat untuk di medan terjal.


All Mountain

Jenis ini banyak dipilih oleh penggemar sepeda gunung yang menyukai petualangan ke alam bebas. Suspensinya yang berkisar 4-6 inchi mampu melintasi medan terjal berbatuan, tanah dan pegunungan dengan nyaman pada kecepatan relatif tinggi dibanding sepeda gunung berjenis cross country. 

Bobotnya antara 11-15 kilogram, meskipun cukup ringan tapi mampu melakukan lompatan (drop off) hingga 2 meter.


Free Ride

Pada dasarnya sepeda gunung jenis ini tidak berbeda banyak dengan sepeda gunung jenis all mountain, kecuali beberapa komponen-nya dibuat lebih kuat dan berkarakteristik sepeda gaya bebas.

Seperti misalnya, suspensi depan yang lebih kekar dan minimal dilengkapi suspensi double crown (batang penahan stanchion), serta menggunakan dual cranks pada pengayuhnya. Sepeda gunung ini biasanya dirancang untuk dapat bertahan ketika melakukan lompatan-lompatan yang yang cukup tinggi.


Dirt Jump/Urban Bike

Penggemar sepeda gunung ini awalnya adalah kawula muda perkotaan yang menggunakan sepeda gunung untuk segalanya. Selain sebagai alat transportasi, menikung dengan kecepatan tinggi, juga digunakan untuk melakukan lompatan-lompatan tinggi bahkan sangat extreme

Rangka sepedanya (frame) terbuat dari bahan yang sangat kuat dengan desain yang kokoh dan rigid, serta ruang ban yang cukup besar untuk penggunaan ban yang ekstra lebar dan besar.

Disamping itu frame bagian atasnya (top tube) dibuat serendah mungkin untuk kemudahan pengendalian. Berat sepeda gunung ini mencapai antara 13-18 kg dengan kualitas material yang lebih kuat, sehingga membuat jenis sepeda ini relatif lebih mahal.


Down Hill

Sepeda gunung jenis ini tujuan utamanya adalah menaklukan turunan dengan cepat, aman dan nyaman; yang pada awalnya banyak dilakukan pada area turunan bermain ski disaat tidak musim salju. 

Untuk itu dibutuhkan suspensi yang lebih panjang jarak mainnya, serta super-sensitif terhadap medan yang dilintasinya karena untuk turunan yang dihadapinya pun bervariatif biasanya cenderung terjal, kasar dan sangat tricky sekali. 

Geometri dari rangkanya (frame) untuk sepeda kategori downhill ini di desain sedemikian rupa dengan titik gravitasi yang rendah dan mampu menikung dengan stabil sekalipun pada kecepatan tinggi.

Kemampuan melakukan pengereman juga merupakan faktor yang penting bagi sepeda jenis ini, karenanya penggunaan rem piringan (disc brake) berukuran besar sangat direkomendasikan. 

Komponen dan material sepeda ini dipilih yang kuat untuk menahan perlakuan yang “abnormal” dan ini menyebabkan bobot sepeda meningkat sehingga berkisar antara 15-20 kg.

Salam GOWES!



POST INI TELAH DIUPDATE SECARA LENGKAP PADA LINK BERIKUT:
https://tempatbagi.com/sepeda-gunung-mountain-bike-mtb/



Sumber: 
juneexc.wordpress.com


Beli Full Bike atau Rakitan?

Add Comment


Full Bike atau Rakitan?

Membeli sepeda gunung dapat berupa bentuk sepeda yang sudah jadi (full bike) atau rakitan yang biasanya komponen-komponennya dapat dipilih sendiri (biasanya disesuaikan budget). Tapi bagi pemula yang ingin mempunyai sepeda gunung, pilih full bike atau rakitan?

Full Bike, cukup mudah, tinggal datang saja ke toko sepeda, pilih sepeda yang diinginkan, bayar, dan tinggal digunakan. Nggak perlu repot-repot untuk memilih komponen sepeda. Instan. Mungkin itu kata yang paling cocok. 

Tapi (ada tapinya nih), kalau kamu seorang yang amat sangat privasi, mungkin akan banyak yang dirubah supaya sepeda gunung kamu nggak persis sama seperti kebanyakan orang pakai, yang mungkin biayanya malah seharga sepeda gunung rakitan.

Rakitan, agak sulit memang, minimal kita harus sedikit menguasai fungsi dan kegunaan komponen-komponen sepeda gunung satu per satu. Tapi jika sepeda gunung telah berhasil dirakit, kamu bakal merasakan kepuasan tersendiri yang nggak dirasakan oleh pembeli sepeda gunung full bike

Kamu bisa mendesain sendiri bentuk, warna sepeda gunung kamu bahkan bisa disesuaikan dengan budget yang ada (intinya bisa nguras kantong, atau cuma seperlunya aja). Untuk pemula memang kurang dianjurkan untuk membeli sepeda gunung yang rakitan, tapi jangan berkecil hati, ajak aja senior (yang mengerti tentang sepeda gunung) untuk menemani membeli sepeda.

Kalau bicara tentang kualitas, penulis bilang: sama aja. Misalnya ada pertanyaan, kenapa sepeda full bike lebih murah? Karena sepeda full bike diproduksi secara massal oleh pabrikan tertentu dan dapat menekan biaya produksi. 

Biaya merakit sepeda gunung lebih mahal daripada yang full bike? Itu tergantung. Kalau kamu pilih komponennya mahal-mahal, jatuhnya pasti lebih mahal daripada yang full bike

Tapi kalo kamu pilih komponennya yang orang Cina bilang, KW1 atau generik, jatuhnya bisa jadi lebih murah daripada full bike. Jadi itu semua tergantung selera dan budget pembeli sepeda gunung tersebut.

Hardtail atau Full Suspension?

Sepeda gunung saat ini telah dilengkapi dengan suspensi. Baik yang suspensi pada bagian depan saja (hardtail), maupun yang bersuspensi di bagian depan juga di bagian belakang (full suspension). Kalo untuk pemula, pilih mana?

Disarankan untuk pemula mencoba hardtail dulu, agar membiasakan diri dengan sepeda gunung yang ringan, pengendalian yang mudah, dan perawatan yang sederhana. Setelah terbiasa, boleh dilanjutkan dengan yang full suspension, dikarenakan yang model ini cukup ribet dalam pengendalian dan perawatannya. 

Tapi yang pasti, untuk pemula yang baru pertama kali membeli sepeda gunung, belilah sepeda cross country terlebih dahulu. Baik hardtail maupun full suspension. Jangan membeli sepeda free ride, apalagi downhill.

Tentukan Budget Anda

Meskipun kamu sudah bermimpi mempunyai sepeda gunung dengan komponen yang maksimal, tentukan dulu budget-nya. Jangan karena menuruti ambisius, bisa-bisa kamu rela nggak makan sebulan demi mendapatkan sepeda gunung yang kamu inginkan. 

Kalau budget dibawah satu juta, belilah sepeda gunung yang seharga itu, toh nantinya kalo ada uang lebih bisa di upgrade sesuai kemauan kamu. Ya 'kan?

Pepatah yang berbunyi ‘harga tidak menipu’ dan ‘ada harga ada rupa’ berlaku dalam membeli sepeda. Semakin mahal, semakin bagus juga kualitasnya. Tapi ini berlaku buat mereka yang berkantong tebal, yang penting itu 'kan DENGKUL-nya, bukan SEPEDA-nya. 

Jangan sampai punya sepeda gunung mahal tapi dengkulnya cuma sanggup gowes 1-2 meter… Betul?

Harganya?

Harga sepeda gunung ada yang mulai dari 800 ribuan sampai yang puluhan juta rupiah. Kualitas bahan komponen biasanya yang menentukan mahalnya sepeda gunung. Biasanya sepeda gunung yang berharga satu jutaan kebawah, frame-nya terbuat dari besi. Diatas harga tersebut ada yang terbuat dari alumunium, ada juga yang terbuat dari serat karbon. 

Untuk pemula yang hanya ingin sepedaan buat CFD atau sekedar JJS, disarankan memilih sepeda yang berharga sektar 1-3 jutaan saja. Di harga tersebut kamu bisa dapat frame alumunium dan spesifikasi yang lumayan handal.

Sekian dulu postingan dari saya, di postingan saya selanjutnya akan membahas sedikit tentang klasifikasi-klasifikasi dari sepeda gunung. So, jangan beli sepeda gunung dulu sebelum baca postingannya… hehehe.

Well, selamat bersepeda… keep GOWES!!!

Membeli atau Merakit Sepeda Gunung?

Add Comment


Beli atau rakit? Pertanyaan itu sering banget ada di benak orang yang sudah kebelet ingin memiliki sepeda gunung (MTB). Dengan pertimbangan yang amat sangat sulit, biasanya mereka menyesuaikan dengan budget yang mereka miliki. 

Mau yang murah? Berarti beli aja sepeda gunung yang harganya 1-2 juta. Toh nantinya kalau ingin upgrade, bisa dicicil per part dibanding beli yang mahal tapi nguras kantong. 

Apalagi buat anak kuliahan, bisa-bisa uang kuliah mereka terpakai hanya buat memodifikasi sepeda karena keinginannya yang ‘berkelas’ itu. Kalau buat para pekerja, bisa-bisa yang tadinya mereka berslogan ‘Bike to Work’ malah jadi ‘Work to Bike’… hehehe.

Ada juga yang nekat ingin membeli yang mahal sekalian, dengan berslogan ‘Jangan menyesal setelah membeli’. Kalau mereka berkantong tebal sih, nggak ada masalah, yang jadi masalah itu yang di dompetnya jarang dikunjungi lembaran merah bergambar Soekarno-Hatta… hehehe. 

Nah, daripada bingung mikirin memilih beli atau rakit sepeda yang sesuai dengan budget kita, mari kita sedikit mengetahui tentang tips-tips membeli atau merakit sepeda gunung.

Saat ini sepeda gunung sudah banyak yang menerapkan sistem suspensi atau fork suspension pada roda depannya, bahkan ada juga yang menerapkannya di roda belakangnya sekalian atau disebut juga dual suspension

Kebanyakan dengan didukung frame yang kuat dan ringan, terbuat dari alumunium yang sudah terkenal handal untuk dibawa ke medan terjal apalagi hanya di jalan biasa. Dengan spesifikasi tersebut menjadikan sepeda gunung mempunyai kategori-kategori. 

Contohnya adalah AM atau DH yang terlihat dari head angle yang semakin slack dibawah 70 derajat. Semakin kecil sudutnya semakin nyaman dan mumpuni untuk menghadapi turunan atau ber-downhill ria. 

Demikian juga dengan bahan materialnya, sepeda AM/DH yang notabene lebih banyak dipakai untuk ‘menghajar’ jalanan offroad tentunya memerlukan jenis material yang lebih kuat.

Jangan salah membeli sepeda gunung kalau hanya berdasarkan bentuknya yang keren saja, simak juga fungsi dari sepeda gunung itu sendiri. Kalau untuk ‘Bike to Work’, jangan pakai BMX, dijamin capek banget. 

Kalau untuk jalan-jalan ke gunung, jangan beli yang city bike, yang ada malah kelihatan mau ke pasar karena ada keranjangnya di depan setang. 

Kalau untuk downhill atau dirt jump, jangan beli yang cross country, karena sepeda model itu hanya maksimal dipakai untuk jalan raya bukan untuk jalan terjal yang ajrut-ajrutan serasa ‘menyiksa sepeda’ sendiri.

Demikian sedikit penjelasan dari saya, artikel ini akan terus berlanjut di posting selanjutnya dengan judul “Beli Full Bike atau Rakitan?”.



Sumber: 
juneexc.wordpress.com

Mengenal Anatomi Sepeda Gunung

Add Comment


Berlanjut dari postingan saya sebelumnya Sejarah Sepeda Gunung (MTB), kali ini saya akan sedikit mengulas tentang bagian-bagian atau komponen-komponen atau anatomi dari sepeda gunung. 

Diharapkan dengan postingan ini kita dapat lebih mengetahui tentang anatomi sepeda gunung yang bertujuan agar suatu saat jika sepeda kita mengalami kerusakan, kita akan bisa memperbaikinya sendiri. 

Atau mungkin jika ingin memodifikasi sepeda, kita dapat memilih komponen sepeda yang berkualitas dengan harga yang terjangkau.

Handle Bar

Orang banyak menyebutnya dengan stang. Handle bar adalah kendali dari sepeda, kontrol gigi transmisi, rem depan-belakang terdapat di handle bar ini. Pilihlah handle bar yang sesuai dengan kebutuhan dan postur badan anda agar nyaman digunakan.

Top Tube

Adalah bagian dari frame/rangka sepeda bagian atas. Sesuaikanlah ukuran frame dengan postur tubuh anda agar nyaman digunakan.

Down Tube

Termasuk bagian dari frame/rangka sepeda, melitang dari head set dan terhubung langsung dengan top tube seat, stay dan Rumah BB (Buttom Bracket).

Shifter

Grupsets (komponen) pemindah kontrol gigi tranmisi, berguna untuk menggerakan FD (Front Derailleur) dan RD (Rear Derailleur), shifter yang telah beredar dipasaran saat ini telah mempunyai penggerak RD mencapai 9-10 speed, untuk shifter FD biasanya hanya terdiri 2-3 speed.

Handgrip

Adalah pembungkus handle bar (stang) berbahan terbuat dari karet/tape. Handgrip yang baik adalah handgrip yang tidak terlalu tebal atau terlalu tipis karena sangat berpengaruh kenyamanan bersepeda. Aturlah handgrip agar pas dengan ukuran stang dan tidak mudah berputar saat digunakan.

Brake Lever

Merupakan tuas Rem (depan-belakang) aturlah brake lever sesuai dengan kenyamaan anda ketika bersepeda, usahakan jari tangan dapat meraih dengan mudah lever (tuas).

Head Set

Termasuk bagian depan frame yang didalamnya mempunyai bearing dan komponen lainnya yang berfungsi untuk menghubungkan fork (suspensi) depan dengan stem dan handle bar.

Stem

Adalah bagian kendali sepeda kita, berfungsi untuk menghubungkan handle bar, headset dan fork (suspensi) depan. Stem tersedia dalam beberapa ukuran untuk suspensi depan yang panjang (long travel) bentuk stem berbeda dengan stem standar. Jika Anda merasa stem Anda terlalu panjang, Anda bisa menggantinya dengan ukuran stem yang pendek agar tidak terlalu membungkuk dalam bersepeda.

Sadle

Adalah tempat duduk pengendara, untuk sepeda sepeda gunung berukuran lebih tebal dibandingkan dengan roadbike. Aturlah posisi sadle supaya benar-benar lurus (horizontal), atur maju dan mundurnya sadle usahakan tidak terlalu jauh atau terlalu dekat dengan handle bar. Posisi yang tidak tepat akan mengakibatkan tidak nyaman kitika bersepeda pada kasus serius mengakibatkan cidera pinggang.

Seat Post

Dudukan sadle penghubung antara dengan frame/rangka sepeda, posisi vertikal sesuaikan dengan kenyamanan anda. Tips: cobalah naik sepeda pada posisi berhenti, luruskan kaki Anda hingga benar-benar meraih pedal. Jika posisi kaki masih terlihat dan dirasa masih tidak lurus padahal posisi pedal sudah di bawah hal ini pertanda bahwa seat post Anda kurang tinggi. Aturlah seat post hingga benar-benar sesuai dengan kebutuhan dan kenyamanan Anda.

Seat Stay

Merupakan bagian belakang frame. Untuk sepeda gunung dual suspension, seat stay biasanya berupa swing arms (lengan ayun) terhubung dengan frame menggunakan suspensi belakang.

Pedals

Merupakan komponen memutar buttom bracket dan crankset sehingga sepeda bisa bergerak (digerakan ketika kita mengayuh sepeda).

Crank Set

Adalah komponen lengan yang menghubungkan pedals dengan chain rings.

Chain Ring

Komponen tranmisi gigi depan (biasanya terdiri dari 2 -3 chain rings). Berfungsi untuk menghubungkan rantai dengan crankset.

Chain

Rantai. Merupakan komponen yang sangat vital fungsinya karena inilah yang bertugas menghubungkan crankset chain ring dengan komponen roda belakang, sehingga sepeda dapat melaju.

Idler Pulley

Adalah bagian dari Rear Derailleur (RD), yang berupa gear (gigi) kecil disertai tension (biasanya berupa per/pegas) yang berfungsi agar chain (rantai) tetep lurus dan tidak kendor.

Front Derailleur

Komponen vital pada sepeda gunung, berfungsi untuk mengatur pemindahan gigi depan (chain rings). Lebih dikenal dengan istilah FD, yang terhubung langsung dengan shifter.

Rear Derailleur

Komponen vital pada sepeda gunung, berfungsi mengatur pemindahan gigi belakang. Lebih dikenal dengan istilah RD, terhubung langsung dengan shifter.

Rims

Merupakan komponen wheel set (roda) yang lebih dikenal dengan velg (pelek) sepeda.

Tire

Ban. Terbuat dari karet, sesuaikanlah jenis dan ukuran ban dengan kebutuhan anda. Ukuran ban untuk jenis aspal (road) biasanya tapak kecil dan motif standart. Untuk ada yang menggemari offroad atau bahkan downhill pilihlah jenis ban dengan tapak lebar dan motif khusus full offroad.

Front Fork

Suspensi depan, Merupakan bagian sepeda yang berfungsi menghubungkan roda (whellset) depan dengan kemudi (handle bar). Fork yang beredar di pasaran tersedia berbagai jenis, merek dan ukuran. Sesuaikanlah jenis dan ukuran fork dengan kebutuhan anda, untuk medan aspal gunakan fork dengan panjang travel standar, sedangkan untuk penggemar downhill biasanya menggunakan travel yang panjang.

Master Disk Brake

Komponen brake (rem), merupakan rumah bagi kampas rem. Komponen ini berfungsi untuk menjepit disk brake ketika kita melakukan pengereman.

Disk Brake

Cakram, berupa piringan terhubung langsung dengan wheelset baik depan atau belakang.

Spokes

Jari-jari roda, menghubungkan hub dengan rims (pelek).

Hub

Terletak ditengah roda, disinilah jari-jari dan rims (pelek) terhubung. Komponen didalamnya terdapat bearing (gotri).

Sekian postingan saya kali ini, mudah-mudahan dengan ini kita menjadi lebih tahu tentang macam-macam dari sepeda gunung kita. Di postingan saya selanjutnya, saya akan membahas tentang tips untuk Membeli atau Merakit Sepeda Gunung?.

Salam GOWES!



Sumber: 
zonasepeda.com

Sejarah Sepeda Gunung (MTB) part 2

Add Comment


Di postingan saya yang lalu Sejarah Sepeda Gunung (MTB) part 1, menjelaskan tentang sejarah sepeda gunung dan pengembangannya oleh masing-masing komunitas di beberapa negara. Dan postingan ini adalah kelanjutannya.

Sekitar tahun 1970-an, sebuah komunitas sepeda di California, Amerika Serikat yang bernama The Cupertino Riders alias The Morrow Dirt Club ikut mengembangkan sepeda gunung. Mereka melengkapi sepedanya dengan thumbshift operation. Ada juga komunitas di Cupertino, California mengaplikasikan disk brakes pada sepeda gunung buatannya yang bertahan hanya sampai tahun 1994.

Pada tahun 1977 Joe Breeze kembali dengan konsep sepeda gunung, kini dengan menggunakan logam ringan untuk bodi sepedanya dan dilengkapi juga dengan ban yang berukuran cukup lebar 26 inci berjenis ban Uniroyal Knobby, di sisi pelek Joe Breeze menggunakan pelek Schwin S2 yang dilengkapi Phil Wood hubs.

Di tahun 1983, tahun inilah pertama kalinya sepeda gunung diproduksi secara massal. Dilakukan di Jepang oleh perusahaan industri sepeda bernama Specialized. Sepeda yang diproduksi ini telah menggunakan 15 buah gear yang memudahkan pengendara dalam meningkatkan performa sepedanya.

Pada saat ini, sepeda gunung memiliki 18-27 gear yang berguna untuk mengatur kecepatan dan percepatan sepeda. Sepeda gunung dengan 27 gear berarti memiliki crankset depan dengan 3 piringan dan cassette sprocket dengan 9 piringan.

Sepeda gunung juga telah memiliki beberapa jenis. Diantaranya tipe Down Hill (DH) untuk perjalanan yang ekstrim bersuspensi ganda, tipe Cross Country (XC) yang hanya bersuspensi depan, dan tipe All Mountain (AM) yang dipakai diantara tipe DH dan XC.

Sekian dulu dari postingan saya ini. Di postingan saya berikut, saya akan sedikit menjelaskan tentang Anatomi Sepeda Gunung dan kegunaannya di beberapa tipe sepeda gunung. 

Terima kasih.

Sejarah Sepeda Gunung (MTB) part 1

2 Comments


Awalnya sih gue cuma seneng aja lihat orang-orang pakai sepeda lalu-lalang sewaktu Car Free Day, dari yang harganya murah sampai yang seharga mobil ada, dari yang merk lokal sampai sepeda impor juga banyak, dari sepeda gunung, fixie, onthel, bahkan ada yang sepeda roda tiga… ~sepeda anak kecil maksudnya~. 

Sebenarnya mau banget punya sepeda gunung yang spesifikasinya bisa dipake buat JJS sekaligus offroad, tapi begitu lihat isi dompet… ~tiris~…kayaknya belum waktunya... hehehe

Ok, berhubung masing ngumpulin uang buat beli sepeda gunung, mendingan kita belajar sedikit tentang sejarah sepeda gunung, kenapa disebut sepeda gunung? Kenapa perlu spesifikasi khusus? Kenapa kok mahal banget harganya?

Sebenarnya sepeda gunung itu sepeda untuk jalan raya yang telah dimodifikasi. Kalau sepeda jalan raya hanya dipergunakan untuk alat transportasi, maka sepeda gunung yang biasa digunakan di jalan yang terjal, yang rawan banget mengalami kerusakan. Dengan alasan tersebut banyak orang menciptakan sepeda yang kuat dan tangguh untuk segala jenis medan dan kondisi.

Saat ini, sepeda gunung atau yang biasa disebut MTB (Mountain Bike) maupun ATB (All Terrain Bike), merupakan sepeda yang telah dibuat khusus untuk bisa bertahan berjalan di daerah pegunungan yang memiliki jalan terjal dan bebatuan. Ban sepeda gunung sengaja dibuat lebih lebar yang mempunyai tujuan demi mendapatkan akselerasi yang lebih baik.

Menurut beberapa sejarah, sepeda gunung pertama kali diuji coba oleh Buffalo Soldiers, dia adalah bagian dari angkatan darat Amerika Serikat. Dalam uji coba ini, dilakukan oleh serdadu yang membawa seorang perwira dari Missoulla melewati Montana menuju ke Yellowstone dalam perjalanan pulang pergi yang dilakukan pada bulan Agustus 1896. 

Di tahun 1930an sampai 1950an, Joe Breeze yang tinggal di daerah Marin Country, California ini mengembangkan konsep sepeda serbaguna dengan ber-tire kualitas tinggi yang menggunakan ban ‘balloon’ dengan satu speed yang pada saat itu menjadi tren.

Di rentang waktu tahun 1951 sampai dengan 1956, suatu komunitas di Perancis bernama Velo Cross Club Parison (VCCP) yang terdiri dari 20 orang penggemar bersepeda mengadakan kegiatan olah raga yang menjadi cikal bakal dari olah raga sepeda gunung saat ini. Mereka menggunakan sepeda yang sudah dimodifikasi yang diberi nama French 650-B.

Pada tahun 1953, John Finley Scott mengembangan sepeda gunung dengan menggunakan frame bentuk diamond yang dikembangkan oleh Schwin World yang diberi nama ‘Woodsie Bike’. Sepeda ini menggunakan ban angin yang menggunakan ban dalam dan dilengkapi dengan flat-handle bars sebagai pengaman dan penguat sepeda saat melewati jalan yang terjal.

Di sepeda tersebut terdapat derailleur gears yang berfungsi untuk mempermudah mengatur kecepatan dan percepatan juga dapat mengurangi beban pengendara dalam menjalankannya. Dalam hal pengereman, sepeda ini dilengkapi dengan cantilever brakes.

Nah, ini baru sekilas dari sejarah sepeda gunung yang saya tahu. Di postingan saya selanjutnya, saya akan jelaskan tentang perusahaan industri sepeda gunung dan beberapa tipe sepeda saat ini. 

Terima kasih.